Januari 24, 2009

Welcome To The Autis World

Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama Blackberry. Di Indonesia, Starhub menjadi bagian dari layanan dalam segala hal teknis mengenai instalasi Blackberry melalui operator Indosat. Indosat menyediakan layanan Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni Excelkom dan Telkomsel. Excelkom menyediakan dua pilihan layanan yaitu Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server+ (BES+). BES+ adalah layanan gabungan dari BES dan BIS, ditujukan bagi pelanggan korporasi sehingga pelanggan dapat menerima dan mengirim email kantor yang berbasis Microsoft Exchange, Novel Wise, Lotus Domino dan 10 akun e-mail berbasis POP3/IMAP melalui telepon genggam. Sementara, operator Telkomsel hanya menyediakan Blackberry sebagai bagian dari layanan korporasi dengan Blackberry Enterprise Server. Pada awalnya, layanan Blackberry hanya bisa diakses melalui smartphone Blackberry saja. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, ketiga operator ini telah menyediakan fasilitas Blackberry Connect yang memungkinkan Blackberry Internet Solution diakses melalui smartphone jenis lain seperti Nokia (N-9500, N-9300, N-9300i, E61), Sony Ericsson P910i, M600i, Palm Treo, Dopod, dan lainnya. Sejauh ini, fasilitas Blackberry memang baru dimanfaatkan oleh para pengguna pribadi dan korporasi, belum merambah hingga bidang pemerintahan dan intelijen seperti di negara-negara lain. (Sumber Wikipedia)

Minggu lalu saya jalan-jalan ke salah satu pusat perbelanjaan terkenal di Jakarta, dan yang saya lihat cukup mengagumkan. Banyak sekali baik itu wanita maupun pria selalu mengeluarkan device yang notabene nama softwarenya blackberry. Dan lucunya yang saya lihat mereka asik dengan device-nya masing-masing tanpa memperdulikan orang disekitarnya. Dan saya bertanya dalam hati apakah memang mereka menggunakan device itu sesuai dengan kemampuan softwarenya yang dalam hal ini menarik email atau hanya untuk ber-sms-ria atau hanya sekedar telpon saja.

Ada pengalaman teman yang menceritakan kepada saya bahwa pada saat teman saya ini sedang naik angkutan umum ada salah satu penumpang yang memakai baju kuning, jam kuning, sendal kuning dan yang lebih membuat geli lagi penumpang ini membawa device blackberry warna kuning, serba matching. Kemudian penumpang ini mengeluarkan hp nokia untuk mengambil photo dirinya sendiri di dalam angkutan umum setelah itu mentransfer photo tersebut dari hp nokia ke device blackberrynya. Dan teman saya mendengar penumpang ini bergumam "ihh..lucunya", kemudian teman saya berpikir "ko orang ini cuek yah, ko ga malu yah, ko sibuk dengan dunianya sendiri yah". Nah..titik pointnya ada di pikiran teman saya yang terakhir "ko sibuk dengan dunianya sendiri yah", apa ini yang dinamakan WELCOME TO THE AUTIS WORLD oleh para penggemar device ini.

Cerita diatas menjadikan saya berpikir "Layak ga sih mahal-mahal saya beli device ini hanya digunakan untuk ber-sms-ria atau hanya sekedar telpon atau hanya untuk menarik email, chating dan browsing yang fasilitasnya dapat kita temui di Device macam nokia atau sony ericsson atau samsung atau Device dengan merk yang lainnya, yang tentunya lebih murah harganya?", "Layak ga sih saya beli device ini hanya untuk orang menjadi berpikiran ko ni orang freak yah?". "Layak ga sih saya bayar melebihi ratusan ribu untuk sekedar berlangganan push mail?". Dan saya lihat device blackberry ini menjadi trend yang sebenarnya kebanyakan orang tidak menggunakan fasilitas dan malah tidak mengerti fasilitas yang disediakan oleh device blackberry ini. Kecenderungannya orang membeli device ini saya pikir karena melihat tampilannya yang berwarna-warna padahal itu hanya pelapis karet atau kondom yang warnanya bermacam-macam. Apakah pelapis karet atau kondom yang membuat orang tergila-gila pada device ini atau fitur dari devicenya?.

Kembali kita sebagai pengguna biasa, apakah kita benar-benar membutuhkan akses email setiap saat? Jangan-jangan email yang terkirim ke kita hanya Spam Email yang mengganggu? Kemudian jika kita memang membutuhkan push-email, apakah kita juga harus menggunakan Device dari Blackbery itu sendiri? Padahal saat ini banyak aplikasi yang bisa berfungsi seperti Blackberry Connect utk mengintegrasikan device kita ke server email. Beberapa aplikasi tadi bahkan ada yang gratis, dan bisa terkoneksi ke mail server umum (bukan perusahaan) seperti Google Mail dll. Saya sendiri sebagai pengajar IT yang pekerjaannya sangat tergantung email tidak selalu membutuhkan layanan push-email, apalagi harus menggunakan smartphone khusus utk itu. Saya hanya menggunakan sebuah device biasa, lalu menggunakan aplikasi gratis (misal Emoze) utk mendapatkan push-email, yang lucunya malah sering saya non-aktifkan. Kebetulan saya cukup disiplin utk mengecek email manually, dan rajin membersihkan Spam Email di beberapa email account saya (perusahaan maupun umum). Sekali lagi, kembali ke kita sendiri utk mengevaluasi seberapa butuh solusi ini, berapa banyak biaya yang musti disiapkan, untuk apa pemanfaatannya dll. Semakin paham tentang solusi berbasis IT, semakin bijak dan cermat kita dalam menggunakannya. Sekali lagi ini adalah pendapat pribadi saya, semoga berguna. Salam Frenky F. Walces